Wisata Mistis, Meriam Putri Hijau Dikabupaten Karo

Dedyzun
1
Meriam Putri Hijau


Wisata Meriam Putri Hijau ini merupakan wisata mistis yang bisa dikunjungi semua orang. Wisata ini terdapat di desa Sukanalu Kabupaten karo. Untuk bisa datang ke tempat wisata itu bisa menggunakan bus kecil maupun bus besar.

Meriam Putri Hijau ini bagi masyarakat setempat dipercaya memiliki kekuatan sihir sehingga terkadang masyarakat setempat memberikan semacam sesajen atau cabal cibalen.

Meriam Putri Hijau yang ada di kabupaten Karo diyakini memiliki hubungan erat dengan Meriam Putri Hijau di Istana Maimun Medan. Akan tetapi keduanya belum pernah dicocokkan satu sama lain.

Meriam Putri Hijau yang ada dikabupaten karo memiliki cerita tersendiri. Disini author mengutip salah satu versi cerita dari kemanaaja.com
 
Meriam Puntung Di Istana Maimun

*CERITA Puteri Hijau Versi Sukanalu
“Alkisah hiduplah sebuah keluarga di Desa Seberaya yang tinggal di ladang. Mereka berdua suami isteri hidup dari bertani dan berburu di hutan. Suaminya sangat suka berburu ditemani anjing peliharaan. Pasangan ini tidak memiliki anak.
Suatu kali, ketika si suami pergi berburu ke hutan bersama anjing peliharaannya, mereka mengalami pengalaman aneh. Tidak ada hasil yang bisa dibawa pulang.
Di dekat sebuah rumpun bambu, anjingnya menyalak dengan keras. Si suami heran kenapa anjingnya menyalak terus. Ia dekati rumpun bambu, tidak ada apa-apa, hanya sebuah tunas bambu atau rebung. Ia lalu mengajak anjingnya pulang, tapi anjing itu tidak mau.
Akhirnya ia membawa paksa anjing itu pulang dengan menggendongnya. Sesampainya di rumah, anjing itu kembali ke dalam hutan menunggui pucuk bambu. Karena heran, ia lalu membawa pucuk rebung itu pulang dan meletakkannya di sebuah bale-bale.
Malam hari, saat mereka tertidur, terdengar suara tangisan bayi dari luar rumah. Mereka heran karena mereka tidak memiliki anak. Ketika mencari sumber suara, mereka menemukan bahwa suara tangisan berasal dari pucuk bambu tadi. Rasa keibuan si istri muncul, ia membersihkan, menggendong pucuk rebung, dan merawatnya seperti layaknya seorang bayi.
Ajaibnya, beberapa waktu kemudian pucuk rebung telah berubah menjadi seorang bayi mungil. Tahun berganti dan si anak bertambah besar hingga menjadi seorang remaja puteri. Ia pun seperti kebanyakan penduduk kampung ikut ke ladang.
Si anak yang telah beranjak dewasa tiba-tiba mengandung. Tidak diketahui penyebab kehamilannya karena ia belum menikah dan tidak pernah berhubungan seks. Karena dianggap akan merusak moral kampung, si anak diasingkan ke luar kampung. Ia kemudian pergi mengasingkan diri pada sebuah gua di pinggir kampung.
Kandungan yang misterius pun semakin membesar. Saat tanggal kelahiran tiba, perutnya meledak dan ia meninggal dunia. Dari proses persalinannya yang ajaib, terlahirlah tiga orang anak, Meriam, Naga, dan Puteri Hijau. Tiga bersaudara ini masih hidup di pinggir hutan sampai mereka dewasa.
Adapun Puteri Hijau kecantikannya sangat luar biasa, bak seorang dewi. Bahkan menurut cerita masyarakat Karo, bila ia menyirih, aliran air sirih akan terlihat mengalir di tenggorokannya yang bening. Puteri Hijau adalah jelmaan kayangan.
Kecantikan Puteri Hijau tersebar dengan sangat cepat. Ia kemudian dipersunting orang terkaya di kampung mereka. Sang Puteri mengiyakan dengan syarat orang tersebut bersedia menafkahi ia dan kedua saudaranya yang tentu tidak bisa bekerja, Naga dan Meriam.
Setelah menyanggupinya, Puteri Hijau menikah dengan orang kaya tersebut. Sayangnya, setelah pernikahan mereka, orang kaya tersebut bangkrut dan jatuh miskin karena banyaknya tanggungan. Ia pun kemudian menceraikan Puteri Hijau.
Puteri Hijau dan kedua saudaranya kembali ke gua di pinggir desa dengan sebuah tekad, siapa pun yang hendak mempersunting Puteri Hijau tidak akan diperbolehkan lagi. Mereka bertiga akan tetap bersama selamanya di pinggir hutan.
Lagi-lagi, berita kecantikan Puteri tersebar hingga ke Kerajaan Aceh. Raja Aceh kemudian meminang Puteri Hijau. Namun karena sudah berjanji, pinangan tersebut ditolak Puteri.
Raja Aceh merasa terhina dan mengirim pasukannya ke Karo. Perangpun terjadi. Karena kehausan akibat terlalu banyak memuntahkan peluru, Meriam kemudian pecah. Pecahannya terlempar. Sebagian di Sukanalu, sebagian di Delitua, dan sebagian lagi di Istana Maimon. Puteri Hijau dengan menunggangi naga pergi menuju sebuah sungai. Di sanalah mereka tinggal dan bersembunyi.”
Cerita di atas adalah versi dari masyarakat sekitar yang mendengar cerita ini turun temurun.
Bagi Kamu yang akan datang ketempat wisata ini, ada baiknya untuk tidak datang sendirian. Karena wisata mistis ini benar-benar memberikan kesan seram dan misterius.
Dan juga apabila Kamu datanng ke Wisata Mistis ini, Kamu diizinkan mengangkat pecahan Meriam Putri Hijau walaupun terkadang ada beberapa orang secara ajaib tidak bisa mengangkat meriam tersebut. Bagi Kamu yang ingin mencoba mengangkat meriam tersebut, silahkan datang dan mencoba.
                                                            ©Jelajah Saya

Posting Komentar

1Komentar

Berkomentarlah yang Sopan lagi Santun. Diharapkan untuk tidak meninggalkan link hidup dikolom komentar. Setiap Link Hidup akan dihapus.

Posting Komentar