Meriam Putri Hijau |
Wisata
Meriam Putri Hijau ini merupakan wisata mistis yang bisa dikunjungi semua orang.
Wisata ini terdapat di desa Sukanalu Kabupaten karo. Untuk bisa datang ke
tempat wisata itu bisa menggunakan bus kecil maupun bus besar.
Meriam
Putri Hijau ini bagi masyarakat setempat dipercaya memiliki kekuatan sihir
sehingga terkadang masyarakat setempat memberikan semacam sesajen atau cabal cibalen.
Meriam
Putri Hijau yang ada di kabupaten Karo diyakini memiliki hubungan erat dengan
Meriam Putri Hijau di Istana Maimun Medan. Akan tetapi keduanya belum pernah
dicocokkan satu sama lain.
Meriam
Putri Hijau yang ada dikabupaten karo memiliki cerita tersendiri. Disini author
mengutip salah satu versi cerita dari kemanaaja.com
*CERITA Puteri
Hijau Versi Sukanalu
“Alkisah hiduplah sebuah keluarga di Desa
Seberaya yang tinggal di ladang. Mereka berdua suami isteri hidup dari bertani
dan berburu di hutan. Suaminya sangat suka berburu ditemani anjing peliharaan.
Pasangan ini tidak memiliki anak.
Suatu kali, ketika si suami pergi berburu ke
hutan bersama anjing peliharaannya, mereka mengalami pengalaman aneh. Tidak ada
hasil yang bisa dibawa pulang.
Di dekat sebuah rumpun bambu, anjingnya
menyalak dengan keras. Si suami heran kenapa anjingnya menyalak terus. Ia
dekati rumpun bambu, tidak ada apa-apa, hanya sebuah tunas bambu atau rebung.
Ia lalu mengajak anjingnya pulang, tapi anjing itu tidak mau.
Akhirnya ia membawa paksa anjing itu pulang
dengan menggendongnya. Sesampainya di rumah, anjing itu kembali ke dalam hutan
menunggui pucuk bambu. Karena heran, ia lalu membawa pucuk rebung itu pulang
dan meletakkannya di sebuah bale-bale.
Malam hari, saat mereka tertidur, terdengar
suara tangisan bayi dari luar rumah. Mereka heran karena mereka tidak memiliki
anak. Ketika mencari sumber suara, mereka menemukan bahwa suara tangisan
berasal dari pucuk bambu tadi. Rasa keibuan si istri muncul, ia membersihkan,
menggendong pucuk rebung, dan merawatnya seperti layaknya seorang bayi.
Ajaibnya, beberapa waktu kemudian pucuk rebung telah
berubah menjadi seorang bayi mungil. Tahun berganti dan si anak bertambah besar
hingga menjadi seorang remaja puteri. Ia pun seperti kebanyakan penduduk
kampung ikut ke ladang.
Si anak yang telah beranjak dewasa tiba-tiba
mengandung. Tidak diketahui penyebab kehamilannya karena ia belum menikah dan
tidak pernah berhubungan seks. Karena dianggap akan merusak moral kampung, si
anak diasingkan ke luar kampung. Ia kemudian pergi mengasingkan diri pada
sebuah gua di pinggir kampung.
Kandungan yang misterius pun semakin membesar. Saat
tanggal kelahiran tiba, perutnya meledak dan ia meninggal dunia. Dari proses
persalinannya yang ajaib, terlahirlah tiga orang anak, Meriam, Naga, dan Puteri
Hijau. Tiga bersaudara ini masih hidup di pinggir hutan sampai mereka dewasa.
Adapun Puteri Hijau kecantikannya sangat luar biasa, bak
seorang dewi. Bahkan menurut cerita masyarakat Karo, bila ia menyirih, aliran
air sirih akan terlihat mengalir di tenggorokannya yang bening. Puteri Hijau
adalah jelmaan kayangan.
Kecantikan Puteri Hijau tersebar dengan
sangat cepat. Ia kemudian dipersunting orang terkaya di kampung mereka. Sang
Puteri mengiyakan dengan syarat orang tersebut bersedia menafkahi ia dan kedua
saudaranya yang tentu tidak bisa bekerja, Naga dan Meriam.
Setelah menyanggupinya, Puteri Hijau menikah dengan orang
kaya tersebut. Sayangnya, setelah pernikahan mereka, orang kaya tersebut
bangkrut dan jatuh miskin karena banyaknya tanggungan. Ia pun kemudian
menceraikan Puteri Hijau.
Puteri Hijau dan kedua saudaranya kembali ke gua di
pinggir desa dengan sebuah tekad, siapa pun yang hendak mempersunting Puteri
Hijau tidak akan diperbolehkan lagi. Mereka bertiga akan tetap bersama
selamanya di pinggir hutan.
Lagi-lagi, berita kecantikan Puteri tersebar hingga ke
Kerajaan Aceh. Raja Aceh kemudian meminang Puteri Hijau. Namun karena sudah
berjanji, pinangan tersebut ditolak Puteri.
Raja Aceh merasa terhina dan mengirim
pasukannya ke Karo. Perangpun terjadi. Karena kehausan akibat terlalu banyak
memuntahkan peluru, Meriam kemudian pecah. Pecahannya terlempar. Sebagian di
Sukanalu, sebagian di Delitua, dan sebagian lagi di Istana Maimon. Puteri Hijau
dengan menunggangi naga pergi menuju sebuah sungai. Di sanalah mereka tinggal
dan bersembunyi.”
Cerita di atas adalah versi dari masyarakat
sekitar yang mendengar cerita ini turun temurun.
Bagi Kamu yang akan datang ketempat wisata
ini, ada baiknya untuk tidak datang sendirian. Karena wisata mistis ini
benar-benar memberikan kesan seram dan misterius.
Dan juga apabila Kamu datanng ke Wisata
Mistis ini, Kamu diizinkan mengangkat pecahan Meriam Putri Hijau walaupun
terkadang ada beberapa orang secara ajaib tidak bisa mengangkat meriam
tersebut. Bagi Kamu yang ingin mencoba mengangkat meriam tersebut, silahkan
datang dan mencoba.
©Jelajah Saya
Agak aneh ceritanya.. 😁😁
BalasHapus